Oleh: Nurul Janida )*
Memasuki akhir tahun 2024, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang perayaan Tahun Baru 2025. Upaya ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok tetap terjaga dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, sekaligus menghindari lonjakan harga yang dapat membebani konsumen.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan bahwa ketersediaan stok pangan nasional lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode libur panjang ini. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah strategis untuk memastikan ketahanan pangan tetap terjaga.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa stok beras, gula, jagung, dan garam cukup untuk kebutuhan domestik. Produksi dalam negeri yang meningkat menjadi faktor utama di balik keputusan pemerintah untuk tidak mengimpor keempat komoditas tersebut pada 2025. Menurut Zulkifli, produksi beras pada tahun depan diproyeksikan mencapai 32 juta ton, melampaui kebutuhan nasional sebesar 31 juta ton.
Pemerintah juga menargetkan produksi gula sebesar 2,6 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan domestik yang hanya 1,4 juta ton. Zulkifli menyebutkan bahwa pencapaian ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memperkuat swasembada pangan. Selain itu, produksi jagung untuk pakan ternak diperkirakan mencapai 16,68 juta ton, melebihi kebutuhan 13 juta ton. Dengan ketersediaan yang cukup, pemerintah optimis mampu menjaga stabilitas harga di pasar.
Swasembada untuk komoditas garam konsumsi juga menjadi perhatian pemerintah. Produksi garam pada 2025 ditargetkan mencapai 2,25 juta ton, sementara kebutuhan domestik sebesar 1,76 juta ton. Zulkifli menyatakan bahwa langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor tetapi juga memperkuat daya saing industri garam lokal. Dengan stok yang melimpah, pemerintah menjamin harga garam tetap terkendali.
Cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada akhir tahun tidak menjadi ancaman bagi stabilitas harga. Pemerintah telah memastikan stok cadangan di Bulog, ritel, dan pasar cukup untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Zulkifli mengungkapkan bahwa pengelolaan distribusi yang baik akan menjadi kunci keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
Selain memastikan ketersediaan pangan, pemerintah juga memprioritaskan kebijakan fiskal yang mendukung daya beli masyarakat. Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, memberikan pernyataan terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai Januari 2025. Menurutnya, kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan transportasi tetap dibebaskan dari PPN sehingga tidak akan memengaruhi pengeluaran masyarakat pada sektor-sektor tersebut.
Kenaikan PPN ini didasarkan pada Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan Tahun 2021. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara tanpa memberatkan rakyat. Supratman menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai program bantuan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai antisipasi dampak kebijakan baru ini.
Program bantuan tersebut mencakup subsidi untuk rakyat miskin dan stimulus bagi UMKM. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi potensi kesenjangan ekonomi sekaligus memperkuat daya beli masyarakat. Supratman optimis bahwa dengan pendekatan yang pro-rakyat, kebijakan kenaikan PPN dapat berjalan tanpa hambatan berarti.
Selain itu, pemerintah juga terus mengawasi harga bahan pokok di pasar melalui kerja sama dengan dinas-dinas terkait di daerah. Operasi pasar menjadi salah satu upaya konkret untuk mencegah spekulasi harga. Pemerintah daerah diinstruksikan untuk segera bertindak jika ditemukan lonjakan harga yang tidak wajar.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam menjaga kestabilan inflasi. Kementerian Perdagangan memastikan bahwa distribusi bahan pokok ke seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil, berjalan lancar. Dukungan infrastruktur yang semakin baik dinilai menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam distribusi pangan.
Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, pemerintah juga mendorong peningkatan produksi melalui penggunaan teknologi modern. Program modernisasi pertanian yang digagas Kementerian Pertanian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap hasil panen.
Tidak hanya itu, pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta dalam pengelolaan logistik pangan. Kemitraan ini bertujuan untuk memastikan distribusi bahan pokok lebih efisien dan merata. Dengan demikian, masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dapat menikmati harga yang stabil selama masa libur panjang.
Kebijakan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk asosiasi petani dan pelaku usaha. Mereka menilai langkah pemerintah sebagai bukti keseriusan dalam menjaga kestabilan harga dan melindungi daya beli masyarakat. Dukungan ini memperkuat optimisme bahwa Natal dan Tahun Baru akan berjalan tanpa gangguan berarti.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying. Zulkifli Hasan menegaskan bahwa stok pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran akan kekurangan pasokan. Edukasi kepada masyarakat menjadi bagian penting dari strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.
Selain aspek pangan, keamanan juga menjadi perhatian pemerintah selama masa libur panjang. Aparat keamanan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan situasi tetap kondusif. Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, pemerintah optimis mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tahun-tahun mendatang.
)* Penulis adalah mahasiswa Malang tinggal di Jakarta