Kunjungan Kerja Presiden Prabowo ke Timur Tengah Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Oleh : Ahmad Dzul Ilmi Muis )* Presiden Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah pada Rabu, 9 April 2025 lalu. Agenda tersebut tidak sekadar menjadi kegiatan diplomatik seremonial, melainkan menunjukkan arah strategis Indonesia dalam memperluas jejaring ekonomi internasional. Dengan memprioritaskan hubungan bilateral yang konkret, Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto menunjukkan bahwa Indonesia siap mengukuhkan perannya sebagai mitra ekonomi utama di tengah ketegangan geopolitik dan krisis global. Langkah

Mengapresiasi Upaya Presiden Prabowo Hadapi Dinamika Geopolitik Dunia Lewat Kunker di Timur Tengah

Oleh : Kenzie Al Ghifari )* Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat dalam merespons dinamika geopolitik yang kian tak menentu di tingkat global. Kepala Negara langsung memimpin kunjungan kerja kenegaraan ke kawasan Timur Tengah pada Rabu, 9 April 2025. Lawatan tersebut bukan sekadar simbol diplomatik, melainkan manuver strategis dalam mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam peta hubungan internasional yang terus bergeser. Dalam momen awal kunjungannya, Presiden Prabowo mengadakan pertemuan tertutup

Terapkan Triple Intervention, RI Jaga Stabilitas Rupiah di Tengah Gejolak Global dan Ancaman Tarif Trump

Jakarta – Pemerintah Indonesia merespons cepat kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada awal April 2025. Kebijakan yang mengenakan tarif hingga 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia dinilai dapat memberikan tekanan besar pada ekonomi nasional, khususnya nilai tukar Rupiah. Bank Indonesia (BI) langsung mengaktifkan strategi triple intervention guna menjaga stabilitas Rupiah. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memastikan kecukupan

Dukungan Mengalir untuk Strategi Negosiasi RI Hadapi Tarif Trump

Jakarta – Kebijakan tarif impor baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan. Tarif tambahan hingga 32 persen terhadap berbagai produk, termasuk tekstil dari Indonesia, dinilai berpotensi mengganggu stabilitas ekspor nasional. Namun, Indonesia tidak tinggal diam. Sejumlah pihak dari pelaku industri hingga tokoh pemerintahan menyatakan dukungan terhadap langkah negosiasi yang tengah dipersiapkan pemerintah. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) melalui Ketua Umumnya, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, menyampaikan kekhawatiran atas dampak kebijakan

Mengapresiasi Strategi Negosiasi Pemerintah Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Oleh : Dirandra Falguni )* Kebijakan tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap barang-barang impor dari lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia, kembali mengguncang stabilitas perdagangan global. Di tengah tekanan tersebut, Pemerintah Indonesia memilih untuk tidak gegabah. Pemerintah justru mengambil pendekatan negosiasi sebagai langkah strategis yang dinilai lebih konstruktif dan menjanjikan dalam jangka panjang. Dalam sarasehan ekonomi yang digelar di Menara Mandiri Jakarta, Menteri

Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah di Tengah Tekanan Tarif Trump

Oleh: Rikcy Rinaldi Dinamika ekonomi global kembali diuji setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kini kembali menjabat, memutuskan untuk menaikkan tarif impor terhadap berbagai negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Kebijakan sepihak tersebut sontak memicu kekhawatiran pasar dunia, termasuk tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Meski Trump menunda implementasi tarif tersebut selama 90 hari, pemerintah Indonesia tetap melakukan berbagai upaya negosiasi untuk mencegah dampak yang lebih luas terhadap perekonomian nasional. Namun,

OPM Bunuh Warga Sipil: Kejahatan Kemanusiaan dan Pelanggaran HAM Berat di Papua

Papua Pegunungan – Aksi biadab kembali dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang dan membunuh sejumlah warga sipil di wilayah Distrik Suntamon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Para korban diketahui berprofesi sebagai pendulang emas dan tidak memiliki kaitan dengan unsur militer. Tindakan keji ini dinilai sebagai pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM) dan bentuk nyata dari kejahatan terhadap kemanusiaan. Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI), Brigjen TNI Kristomei Sianturi, mengecam

Mengutuk Keras Aksi Kekerasan OPM di Yahukimo, Papua

JAKARTA – Pemerintah mengutuk keras tindakan kekerasan yang terjadi di Yahukimo, Papua, pada 5 hingga 8 April 2025, yang mengakibatkan tewasnya sebelas orang. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyatakan bahwa peristiwa tragis tersebut merupakan aksi teror yang sengaja dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat. “Tragedi ini menunjukkan bahwa pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan, melakukan pembunuhan secara sadis dan sporadis,”

Melawan Teror OPM, Menegakkan Kemanusiaan di Bumi Cenderawasih

Oleh : Melki Douw)* Kekejaman Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menyingkap wajah asli dari gerakan separatis bersenjata yang selama ini menjadi duri dalam daging bagi perdamaian dan kemajuan Papua. Aksi-aksi brutal yang terus dilakukan oleh kelompok tersebut tidak hanya mencoreng nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga mengkhianati semangat persatuan bangsa dan cita-cita kesejahteraan rakyat Papua. Tidak ada satu pun tindakan mereka yang mencerminkan perjuangan yang ada hanyalah kekerasan, teror, dan penghambatan terhadap

Mengutuk Kekejaman OPM dan Mengedepankan Perdamaian Papua

Oleh: Dominggus Alam *) Konflik berkepanjangan di Papua yang melibatkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat sipil. Kekerasan yang mereka lakukan, seperti penembakan, penyanderaan, dan ancaman terbuka terhadap aparat keamanan serta warga tak berdosa, bukan hanya melanggar prinsip kemanusiaan, tetapi juga menghambat upaya membangun perdamaian dan kesejahteraan di tanah Papua. Salah satu insiden terbaru adalah penembakan terhadap mantan Kapolsek Mulia di Puncak Jaya, sebuah aksi yang