Nasional

Ganggu Stabilitas Pemerintahan,  Akademisi Ajak Publik Stop Demo Anarkis

Jakarta, Pengamat politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana menjelaskan bahwa kebebasan berekspresi merupakan hak yang diatur konstitusi. Namun demikian, ia menegaskan bahwa hak tersebut harus disalurkan dengan cara yang tertib. “Penting ditegaskan bahwa kebebasan ini harus disalurkan dengan cara-cara yang tertib, tidak anarkis, serta tidak melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum” tuturnya. Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya. Sebab, provokasi dapat berujung pada aksi

Akademisi Ingatkan Dampak Buruk Demo Anarkis, Imbau Masyarakat Bijak Sikapi Informasi

Oleh: Aditio Putra Reynaldi Gelombang aksi massa yang belakangan terjadi menunjukkan betapa cepatnya informasi dapat memicu gejolak di tengah masyarakat. Tidak jarang, kabar yang belum tentu benar justru dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyulut provokasi. Kondisi ini membuat generasi muda, yang merupakan pengguna aktif media sosial, diminta lebih berhati-hati dalam menyikapi informasi agar tidak terjebak dalam arus kerusuhan yang merugikan bangsa. Pengamat politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, mengingatkan bahwa gelombang demonstrasi

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir: Stop Demonstrasi Anarkis, Saatnya Gandengan Tangan untuk Indonesia

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan 16 organisasi masyarakat (ormas) keagamaan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu membahas berbagai persoalan bangsa dan upaya mencari solusi bersama. Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan pentingnya persatuan dan keutuhan bangsa di tengah dinamika politik. “Demokrasi dan aspirasi harus dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab, jangan sampai terkontaminasi kekerasan yang bisa meruntuhkan persatuan Indonesia,”

Sejumlah Tokoh Ajak Masyarakat Agar Tetap Jaga Kondusifitas

Jakarta – Situasi nasional sempat memanas akibat gelombang demonstrasi pasca meninggalnya driver ojek online, Affan Kurniawan, menjadi perhatian sejumlah tokoh nasional dan daerah. Masyarakat diminta untuk menjaga ketertiban dan tidak mudah terprovokasi oleh ajakan aksi anarkis, karena tindakan tersebut hanya akan membawa kerugian dan perpecahan. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan, menyampaikan aspirasi adalah hak setiap warga negara. Namun, demonstrasi dilakukan secara damai dan tidak disertai perusakan. Kepada penyuluh agama,

Para Pemimpin Lintas Agama Serukan Masyarakat Tahan Diri, Tenang dan Tidak Terprovokasi

Jakarta – Enam majelis agama dan organisasi keagamaan di DKI Jakarta bersatu menyampaikan sikap tegas terkait tragedi unjuk rasa yang berujung ricuh pada 28 Agustus 2025 lalu. Mereka sepakat untuk serukan agar masyarakat dapat tenang dan tidak terhasut dengan kabar – kabar yang tidak benar. Pernyataan sikap yang dirilis pada Sabtu (30/8/2025) itu ditandatangani pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGIW), Parisada

Ketum MUI KH Anwar Iskandar Ajak Masyarakat Tahan Diri dan Tidak Terprovokasi Memecah Belah Persatuan

Jakarta – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar mengajak masyarakat menahan diri dan tidak terpancing informasi provokatif yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Ajakan Ulama Besar Indonesia ini menyikapi situasi nasional beberapa hari terakhir marak aksi unjuk rasa hingga menimbulkan korban jiwa. Mari kita jaga diri, jangan mudah terprovokasi. Kita harus tetap menjaga persatuan dan tidak terjebak dalam isu yang bisa memecah belah bangsa,” ujar KH Anwar

Presiden Prabowo Hingga Sultan Jogja Ajak Masyarakat Tenang, Akhiri Demo Anarkis

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto hingga Sultan Hamengku Buwana X mengimbau masyarakat untuk menyudahi aksi demonstrasi anarkis, yang terjadi belakangan ini. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan empati mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, saat pengamanan demonstrasi pada Kamis (28/8/2025) malam. Kepala Negara beserta rombongan mendatangi rumah duka pada Jumat (29/8/2025) malam untuk memberikan penghormatan langsung. Sebelumnya, Presiden telah menyampaikan belasungkawa melalui media sosial dan menegaskan rasa duka cita

Ikatan Santri DKI Mengajak Masyarakat untuk Berhenti Berdemonstrasi Anarkis dan Tidak Terprovokasi

Jakarta – Dalam situasi yang semakin memanas belakangan ini di Jakarta dan sekitarnya Ikatan Santri DKI menyampaikan seruan kepada seluruh masyarakat untuk menghentikan aksi demonstrasi anarkis yang dapat berujung pada ketegangan dan konflik. KH. KM. Husni selaku ketua Ikatan Santri DKI menghimbau, agar masyarakat jangan termakan provokasi. “Kami mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang beredar, yang dapat memperburuk keadaan dan mengancam persatuan bangsa,” jelas Suprapto kepada media

Pemerintah Pastikan Penegakan Hukum Kasus Insiden Ojol Transparan

Oleh : Deka Prawira )* Insiden kendaraan aparat keamanan yang terlibat kecelakaan seorang pengemudi ojek online (ojol) saat demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, memang cukup menyedihkan. Namun di tengah gelombang reaksi itu, kita perlu menanggapi dengan kepala dingin. Pemerintah telah menyatakan sikap tegas, meminta maaf, dan memastikan proses hukum terhadap aparat yang terlibat berjalan secara transparan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa

Pemerintah Beri Atensi Khusus Insiden Ojol Saat Demo, Masyarakat Diminta Percaya Proses Hukum

Jakarta – Istana Kepresidenan menyampaikan permohonan maaf atas insiden kendaraan taktis Brimob yang melindas pengemudi ojek online (ojol) saat demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. “Kami memohon maaf atas kejadian apa pun yang sudah pasti tidak kita inginkan,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Prasetyo menegaskan, pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan situasi tetap kondusif. Ia menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut dan mengingatkan